Selasa, 30 Desember 2014

HOREEE... TAHUN BARU... #Part 2

Setelah posting Horee Tahun Baru #part 1,

udah pada tau kan temen-temen kalau sebenarnya Tahun Baru itu bukan budaya Islam. Kebanyakan pada ikut-ikutan, yang katanya niiih.. kalau ga ngerayain tahun baru itu ga gawul, ga keyen, ga kuul.. (duuh.. alay -_-)

Pernah ngga kita merenungkan uang yang udah kita keluarkan untuk seneng-seneng beli kembang api, beli petasan yang suaranya lebih parah dari suara ane kalau lagi nyanyi (hehehe..) belum lagi sampah berserakan di mana-mana, bikin pencemaran udara.. pokoknya engga banget deh..

Sekarang kita flash back dulu yuuk
... (tapi nggak pakai mesin waktunya Doraemon ya.. hehe)



Bagus ya malam tahun baru.. kembang api dimana-mana... Jakarta penuh dengan lautan manusia..

Tapi apa yang kita lihat paginya....






Jakarta terutama Monas menjadi lautan SAMPAH...
dan tidak berapa lama setelah tahun baru.. Allah memberi kita ujian berupa BANJIR...






Oke.. Flash backnya cukup dulu.. kambali lagi, ke Desember 2014

Salah satu maskapai penerbangan di Indonesia mengalami berita duka, yaitu hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 yang menurut berita masuk ke awan kumolonimbus setelah mengalami masalah pada mesin, radar, dan sistem navigasi. Keluarga penumpang pesawat masih berduka atas peristiwa mengenaskan itu..

Hal lain juga berita terbakarnya Pasar Klewer di Solo yang terjadi 4 hari yang lalu... berapa banyak kerugian para pedagang. 

Belum lagi masalah bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara. Berapa banyak korban dari bencana tersebut. Puluhan warga kehilangan rumah tempatnya tinggal, kehilangan orang tua atau bahkan anak-anak tercinta. 

Mungkin saat ini jika kita ingat kelaparan yang terjadi di Somalia, warga muslim Rohingya masih dibawah penindasan, Anak-anak Palestina masih tetap berjidhad melawan serangan Israel tanpa sedikitpun rasa takut.

Jangan cuma menuruti hawa nafsu untuk bersenang-senang! ingatlah bahwa Allah bisa saja mengambil nyawamu seketika. Masih bisakah kita tertawa meniup terompet dan menyalakan kembang api disaat orang-orang tengah berduka. Mengikuti gaya hidup hedonisme dan melupakan orang lain yang dalam kesusaha. Astaughfirullah...

Semoga kita bukan salah satu diantara mereka.. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kita dari kesesatan dunia yang menggelapkan hati kita, Aamiin. :)

Kutipan dari salah seorang teman ane : "Piye rasane yen malaikat Israfil melu niup terompete pas malam tahun baru..?" hehehe ...





HOREEE.... TAHUN BARU...#Part 1

31 Desember 2014...

Hari terakhir di penghujung tahun 2014. Kurang dari 24 jam lagi kita semua akan memasuki tahun baru 2015. 
Bay the way any way bus way... (haddeewh kok dibawa-bawa sih bus waynya... :D ) apa sih yang temen-temen pikirkan saat mendengar kata tahun baru?

Mungkin sebagian dari kaian berpikir tentang beli terompet, jalan-jalan keluar bareng temen, keluarga atau.. pacar (uuups...) lihat kembang api yang kerlap kerlip menghiasi langit (Polusi udara kali ya...) atau mungkin juga ada yang mengadakan pesta kebun bakar jagung, bakar ikan , bakar petasan.. (asal jangan bakar pasar aja deh..) dan bagi temen-temen yang ga ada kerjaan mungkin bisa nonton tayangan televisi dirumah mulai dari film-film ala holywood sampe bolywood atau konser musik macam Geisha atau Noah :p

tapi sebenarnya.. gimana sih sejarah awal tahun baru itu?

Menurut informasi yang ane dapet nih ya.. (setelah searching and tanya-tanya di mbah Gogle)
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan “Selamat Tahun Baru” dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!
Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun. 
Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/tahun-baru-masehi-sejarah-kelam-penghapusan-jejak-islam.htm

Nah,sekarang bagi kalian umat Islam.. masih mau nih ngerayain tahun baru?